Arsitektur Islam pun dapat ditelusuri keadaan suatu masyarakat Muslim, situasi kemasyarakatannya, pemahaman keagamaannya, di saat dan tempat di mana karya arsitektur masjid tersebut berada. Arsitektur islam sebagai benda bentukan dengan sendirinya akan bisa menuntun pada penjelasan tentang pola perilaku, kehendak, keinginan, dan gagasan keagamaan masyarakat Muslim di sekeliling bangunan islam tersebut.
Masjid Lempur Tengah (Lamo) - https://djangki.wordpress.com
Masjid Kuno Lempur Tengah terletak di Desa Lempur Tengah, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, dengan luas lahan 207 m2 dan luas bangunan 144 m2.
Menurut Anton, seorang arkeolog dari Universitas Indonesia (UI) yang sedang melakukan penelitian di daerah ini, mengemukakan pendapatnya bahwa Masjid Lamo ini dibangun sekitar akhir abad ke-15 Pendapat itu didasarkan pada bentuk Masjid Lamo yang menyerupai arsitektur masjid kuno yang ada di Jawa, bercorak Hindu dengan atap limasnya.
Masjid Keramat Koto Tuo (https://dananwahyu.com)
Masjid Keramat Koto Tuo Pulau Tengah terletak di Dusun Koto Tuo, Desa Pulau Tengah, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, dengan luas lahan 2.650 m2 dan luas bangunan 729 m2.
Masjid Keramat mulai dibangun pada tahun 1780, dan selesai pada tahun 1785, merupakan perlambang kejayaan Islam di Kerinci pada masa itu. Pengagasnya adalah Syech sang ulama Pulau Tengah, terinspirasi Masjid Demak sekembalinya dari Mataram (Jawa) pada tahun 1679.
Masjid Agung Pondok Tinggi (https://robbihafzan.wordpress.com)
Masjid Agung Pondok Tinggi terletak di Desa/kelurahan Pondok Tinggi, Kecamatan Sungai Penuh, Kota Sungai Penuh, Propinsi Jambi.
Masjid Agung Pondok Tinggi didirikan pada hari rabu pada tanggal 1 Juni 1874, dipilihnya pada hari rabu ini menurut adat setempat merupakan hari terbaik mendirikan rumah atau bangunan, semula Masjid Agung Pondok Tinggi dinamakan Masjid Pondok Tinggi karena Bung Hatta (Wakil Presiden RI) berkunjung ke Sungai Penuh menyebut Masjid Agung maka sampai sekarang masjid disebut dengan Masjid Agung Pondok Tinggi.
Masjid Jami’ Al-Ikhsaniyah Kota Jambi Jambi
Masjid Jami’ Al-Ikhsaniyah bentuk asli sebelum direnovasi total oleh Pemerintah Kolonial Belanda (https://id.wikipedia.org)
Masjid Jami’ Al-Ikhsaniyah terletak di Jalan KH. Ibrahim, RT 05, Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi, Propinsi Jambi. Masjid Ikhsaniyyah atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Batu adalah masjid tertua di kota Jambi, provinsi Jambi.
Masjid ini didirikan pada tahun 1880 oleh Sayyid Idrus bin Hasan Al-Jufri. Sayyid Idrus, seorang tokoh penyebar Islam di Jambi dengan gelar Pangeran Wiro Kusumo, beliau merupakan seorang ulama keturunan Yaman. Masjid Batu ini didirikan Sayyid Idrus untuk memenuhi fungsi tempat ibadah bagi masyarakat seberang kota Jambi. Masyarakat kota Jambi waktu itu yang sudah fanatik keislamannya memanfaatkannya sebagai tempat ibadah dan kegiatan sosial lainnya.
Masjid Jami’ Al-Ikhsaniyah setelah direnovasi keseluruhan tahun 1937 (https://sindonews.com/)
Karena menganggap bahwa masjid tersebut bernilai sejarah sebagai masjid sultan, tahun 1937 pihak pemerintah kolonial mengambil alih pembangunan masjid, dengan merubah total bentuk masjid. Dana pun turun dari pihak kolonial dan pembangunan sepenuhnya berada dalam pengendalian Belanda. Padahal awalnya para tokoh masyarakat hanya perlu izin karena dana sudah tersedia. Jadilah dana dari masyarakat itu tidak terpakai yang akhirnya digunakan untuk membuat pagar mengelilingi masjid.