Taman Mangrove Pekalongan yang belum selesai (https://www.cintapekalongan.com)
Taman Mangrove Pekalongan terletak di Kelurahan Kandang Panjang Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Propinsi Jawa Tengah, kawasan ini semula adalah lahan tambak udang milik Dinas Pertanian Perikanan dan Kelautan Kota Pekalongan yang sudah tak produktif lagi dan akhirnya dikembangkan sebagai kawasan konservasi sekaligus tempat edukasi dan wisata alam.
Pada tahun 2013, Menteri Kehutanan RI telah meresmikan Pusat Restorasi dan Pengembangan Mangrove (PPRM) yang merupakan bagian dari pembangunan kawasan agrowisata yaitu Taman Mangrove Pekalongan. Taman Mangrove Pekalongan ini sebenarnya masih belum secara resmi dibuka untuk umum karena masih dalam proses pembangunan. Tapi pengunjung sudah diperbolehkan untuk masuk ke dalam area Ekowisata.
Gerbang utama Taman Mangrove Pekalongan
Begitu memasuki gerbang utama kawasan ini, pengunjung akan disambut pemandangan yang di dominasi oleh hamparan air yang dipenuhi bibit-bibit mangrove dalam bronjong / keranjang tanamnya. Setelah masuk ke lokasi, pengunjung disediakan beberapa pilihan kegiatan yang akan dilakukan terlebih dahulu, apakah akan mengunjungi kantor pusat Informasi Mangrove (PIM), berjalan-jalan (dan berfotoria) di shelter-shelter diatas air yang dihubungkan oleh area jalan kaki, atau berperahu menyusuri lorong-lorong pepohonan bakau.
Fasilitas
Fasilitas yang ada di Taman Mangrove Pekalongan antara lain:
1. Fasilitas edukasi berupa galeri ekosistem hutan mangrove dan kolam sentuh (kolam edukasi pembibitan dan penanaman mangrove)
Kantor Pusat Resorasi dan Pembelajaran Mangrove (https://ohelterskelter.com)
2. Fasilitas belajar berupa perpustakaan dan ruang diskusi
3. Lahan pembibitan dan persemaian tanaman mangrove, serta penanaman mangrove di tambak dengan sistem bronjong.
Penanaman mangrove di tambak dengan sistem bronjong (https://ohelterskelter.com)
4. Fasilitas kegiatan ekonomis produktif berupa budidaya kepiting soka, budidaya rumput laut dan silvofishery (tumpang sari antara ikan/udang dan mangrove)
5. Fasilitas penelitian dan pengembangan konservasi hutan mangrove
6. Gasebo dan shelter (gazebo apung)
7. Gedung PIM/PRPM (Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove)
Koleksi bakau yang ada di gedung PRPM (https://ohelterskelter.com)
8. Board walker (sarana tracking) berupa jembatan papan sepanjang lokasi PIM yang diatur menjangkau obyek-obyek fasilitas yang ada.
9. Green belt (sabuk hijau pantai) berupa hamparan hutan mangrove yang berada di samping bangunan fisik pelindung pantai.
10. Fasilitas gardu pandang berupa rehab gardu pandang yang telah ada dan penambahan gardu pandang pada lokasi tertentu.
Gedung pengelola dan menara pandang (https://ohelterskelter.com)
11. Penanaman berbagai vegetasi pantai yang disesuaikan dengan jenis lahannya.
12. Fasilitasi wisata kuliner makanan khas hutan bakau dan makanan lokal.
13. Fasilitasi arena wisata pemancingan ikan.
Penanaman
Salah satu jenis bakau yang ada di Taman Mangrove Pekalongan (https://ohelterskelter.com)
Pohon-pohon mengrove yang ada di tempat ini tidak hanya ditanam oleh pemerintah saja, tetapi juga oleh beberapa kalangan yang peduli terhadap lingkungan di Pekalongan. Pihak pengelola siap menerima siapa saja yang ingin ikut berpartisipasi menanam pohon mangrove. “Selain pembinaan dari DPPK Kota Pekalongan, Pengelola Pekalongan Mangrove Park juga bekerja sama dengan perguruan tinggi dan LSM seperti LSM Bintari dan LSM Pesisir untuk menanam mangrove dan pelestarian di kawasan pesisir pantai ini.