ANTARA FOTO/Teresia May/ss/pd/13
Jakarta - Perancang busana Merdi Sihombing kembali mengingatkan bahwa Indonesia kaya akan budaya. Selain batik, Merdi akan memamerkan kain tradisional yang kini menjadi kebanggaan Tanah Air, seperti tenun, songket, ulos dan lainnya.
Hal itu dituangkannya lewat sebuah karya atas nama leluhur “Travel in Cloth, Partonun Ulos” yang digelar di Galeri Nasional Jakarta, mulai 19 Juli-16 Agustus 2013.
Pameran ini menampilkan revitalisasi 40 kain ulos dengan ciri khas, filosofi dan nilai tradisi yang terjaga dengan pewarnaan alam alami.
Merdi membaginya lewat kain tekstil untuk fashion dan tekstil modern yang di-printing dan disesuaikan konsep aslinya melalui modifikasi motif-motif tua dan tradisional.
Ia ingin menunjukkan keanekaragaman Batak lewat kain tenun. Selain kain, ada seni patung seperti Sigale-gale, ukiran, parsanggul nan ganjang (sanggul nan tinggi), dan lainnya yang sudah hampir punah dan sulit ditemukan.
“Ini pameran ulos episode pertama saya sebagai Batak yang berkolaborasi dengan seniman. Kenapa hampir punah, karena ada tanggapan sebagian orang yang menganggap benda-benda kuno mengandung pemujaan setan dan harus dimusnahkan. Padahal sebenarnya tidak. Ini merupakan seni budaya warisan leluhur yang seharusnya dijaga kelestariannya,” ungkap Merdi.
Ia berharap lewat pameran tersebut dapat membawa Indonesia ke kancah yang lebih luas lagi. Apalagi Merdi tergolong dasainer yang suka menabrak-nabrakan rambu agar menghasilkan karya unik dengan mengangkat komunitas industri kreatif.
Ulos yang dikenakan masyarakat Batak termasuk yang kurang dikenal masyarakat luas. Oleh karena itu, jebolan Seni Rupa jurusan Kriya Tekstil IKJ ini menggunakan pendekatan lain mengenalkan ulos.
Filosofi
Sadar ulos harus dapat memenuhi selera masyarakat tanpa meninggalkan filosofi, Merdi mengolah ulos ke dalam warna-warna baru, dan benang yang lebih lembut.
Beragam ulos di Sumatra Utara, seolah dikembalikan Merdi dengan gaya masa kini tanpa meninggalkan filosofi dan ciri khasnya. Merdi mengolah ulos ke dalam warna-warna baru berbahan pewarna alam.
Modifikasi komposisi motif ulos Merdi menjadi lebih menarik dengan pengganti manik alam, seperti penggunaan kristal Swarovski ataupun mutiara.
“Karya-karya kita bisa diperhitungkan dengan membuat suatu produk yang dilirik dunia yang dibungkus dengan kreativitas. Alam dijaga dengan eko produknya. Produk ini yang perlu dipertahankan. Saya terpacu melakukan sebuah riset. Kerja dengan para komunitas ini yang harus dipertahankan pemerintah,” tutup Merdi. [H-15]
Sumber: BS