Kampung Adat Dukuh Cikelet (https://digarut.com)
Kampung Dukuh terletak di Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Perkampungan adat yang berjarak sekitar 1,5 km dari Desa Cijambe atau 120 km arah selatan dari pusat Kota Garut, bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum hingga Kecamatan Cikelet, dilanjutkan dengan jasa angkutan ojeg sampai lokasi.
Sejarah
Rumah penduduk di Kampung Adat Dukuh (https://www.infogarsela.com)
Rumah Adat Kampung Dukuh berdiri sekitar tahun 1700-an dengan jumlah rumah 40 rumah adat sunda yang sangat sederhana, disini memiliki sumber mata air yang dikeramatkan, makam keramat, daerah tutupan, larangan, cadangan, garapan dan titipan. Kampung adat Dukuh ini dipimpin oleh seorang kuncen untuk urusan adat, di Kampung ini tidak boleh menggunakan peralatan modern yang seperti saat ini di kalangan masyarakat indonesia dengan berbagai kemajuan jaman. Luas kampung dukuh kurang lebih 1,5 Ha, terdiri dari tiga bagian atau daerah, yaitu dukuh dalam, dukuh luar dan makam karomah.
Jika anda akan berkunjung ke kampung ini kita perlu mengetahui pantangan-pantangan yang ada di kampung dukuh, seperti antara laki-laki dan perempuan tidak boleh terlalu dekat, tidak boleh bicara ketika sedang makan, tidak boleh menyelonjorkan kaki kearah utara, harus memakai baju polos (tidak boleh bercorak atau bergambar) ketika berziarah, dan tidak boleh menggunakan peralatan elektronik.
Kondisi
Rumah penduduk di Kampung Adat Dukuh (https://www.infogarsela.com)
Kampung Dukuh merupakan desa dengan suasana alam dan tradisi yang dilandasi budaya religi yang kuat. Masyarakat Kampung Dukuh mempunyai pandangan hidup yang berdasarkan pada sufisme Mazhab Imam Syafii. Landasan budaya tersebut berpengaruh pada bentukan fisik desa tersebut serta adat istiadat masyarakat. Masyarakat Kampung Dukuh sangat menjunjung keharmonisan dan keselarasan hidup bermasyarakat. Paham ini berpengaruh pada bentukan bangunan di Kampung Dukuh yang tidak menggunakan dinding dari tembok dan atap dan genteng serta jendela kaca. Hal ini menjadi salah satu aturan yang dilatarbelakangi alasan bahwa hal yang berbau kemewahan akan mengakibatkan suasana hidup bermasyarakat menjadi tidak harmonis.
Di kampung ini tidak diperkenankan adanya listrik dan barang-barang elektronik lainnya yang dipercaya selain mendatangkan manfaat juga mendatangkan kemudaratan yang tinggi pula. Alat makan yang dianjurkan terbuat dari pepohonan seperti layaknya bangunan, misalnya bambu batok kelapa dan kayu lainnya. Material tersebut dipercaya lebih memberikan manfaat ekonomis dan kesehatan karena bahan tersebut tidak mudah hancur atau pecah dan dapat menyerap kotoran.
Peribadahan
Masjid di Kampung Adat Dukuh (https://picssr.com)
Ada keunikan tersendiri untuk shalat wajib lima waktu disini, yaitu panggilan untuk warga kampung dengan perantara sebuah bedug besar yang ada di masjid kampung adat dukuh. Pukulan yang pertama bedug dipukul satu kali, ini menandakan seluruh warga kampung bersiap-siap pergi ke masjid, pukulan kedua bedug dipukul dua kali menandakan jama’ah sudah ada di dalam masjid untuk melakukan shalat sunnah. Dan pukulan terakhir bedug ditabuh tiga kali menandakan semua sudah siap untuk melaksanakan shalat berjamaah.
Bangunan masjid ini terbuat dari bambu dan beratapkan ijuk, alang-alan atau juga tepus, dan ini mirip seperti halnya rumah warga. Dan yang membedakan masjid dan rumah warga ialah ukuran masjid yang lebih besar dari rumah warga.
Ada juga toilet umum yang juga sederhana, terbuat dari bambu yang dirangkai dan memiliki beberapa pancuran. Dibawah toilet ini terdapat sebuah kolam ikan yang cukup besar. Ikan-ikan ini digunakan sebagai pengurai kotoran manusia yang dibuang langsung dari toilet ke kolam.
Matapencarian
Rumah penduduk di Kampung Adat Dukuh (https://www.infogarsela.com)
Mata pencaharian utama masyarakat kampung dukuh adalah bertani. Model pertanian yang biasa di lakukan yaitu model pertanian lahan basah (sawah) dan pertanian lahan kering (huma atau berladang). Masyarakat kampung dukuh dalam bertani pada lahan basah (sawah) biasanya menggunakan lahan yang terletak pada pinggir-pinggir sungai, dan lahan yang dapat digunakan untuk cara bertani ini cukup sedikit.
Sedangkan untuk bertani pada lahan kering itu cukup luas, karena biasanya masyarakat adat kampung dukuh akan mebukah hutan untuk dijadikan lahan untuk berladang atau bertani. Karena lahan ini cukup luas. maka masyarakat biasanya banyak yang melakukan bertani pada lahan kering, yaitu seperti ngehuma, berladang. Selain itu juga masyarakat kampung adat dukuh sering memanfaatkan hutan sekitarnya, untuk memenuhi kekebutuhan hidup. Biasanya dimanfaatkan untuk mengambil kayu bakar, mengambil bahan untuk membuat rumah. Hal ini biasa dilakukan oleh masyarakat kampung dukuh sebelum masuknya jawatan kehutanan atau perhutani. Dimana setelah masuknya perhutani ke wilayah adat dukuh, masyarakat menjadi tidak punya akses terhadap hak ulayat mereka.
Seni Budaya
Seni Budaya yang ada di Kampung Adat Dukuh antara lain:
Terbang Sejak
Terbang Sejak (https://danipicture.wordpress.com)
Suatu bentuk kesenian musik yang dimiliki kampung adat dukuh yang berupa vokal dan iringan, dalam ilmu musik barat disebut dengan Kantata. Musik ini merupakan bentuk musik satu bagian pada lagam carang dan bentuk musik satu bagian pada lagam kereup. Kesenian Terbang Sejak dalam sejarahnya selalu dimainkan dalam proses takbiran dan kegiatan penyambutan ritual keagamaan, lirik, kegiatan ibadah, terbang sejak umumnya terdiri dari beberapa orang, tiap irama diikuti Lirik lagu yang dinyanyikan isinya tentang keagamaan (islam), puji-pujian kepada Allah SWT juga kepada Nabi Muhammad SAW (sholawatan). dan nyanyi-nyanyian bahasa Sunda yang isinya berupa pepatah dan diiringi oleh terbang (rebana), dog-dog dan lain-lain. Kesenian ini dilaksanakan pada tanggal 12 maulud yang dilakukan oleh orang-orang tua kampung adat dukuh. Biasanya kesenian ini dipertontonkan saat-saat tertentu, seperti pada syukuran atau pada saat aqiqohan. Terbang Sejak hampir mirip dengan tagonian yang banyak dijumpai di daerah-daerah pusat penyebaran Islam.
Shalawatan
Upacara adat atau salah satu bentuk ritual keagamaan yang dilakukan masyarakat kampung adat dukuh yang dilaksanakan setiap hari jumat di rumah kuncen. Shalawatan kamilah sejumlah 4444 yang dihitung menggunakan batu. Sebelasan dilakukan setiap tanggal 11 dalam perhitungan bulan Islam dan membaca Marekah. ritual keagamaan ini ditujukkan sebagai rasa syukur kepada Allah SWT dan nabi Muhammad SAW.
Jaroh
Suatu ritual adat yang biasa dilakukan masyarakat kampung adat dukuh atau dari luar untuk berziarah ke makam syekh Abdul Jalil tetapi sebelum melakukan jaroh terlebih dahulu melakukan ritual adat cebor opat puluh dan mengambil air wudhu serta melepaskan semua perhiasan dan memakai baju yang tidak bercorak atau polos. Jaroh ini biasa dilakukan pada hari sabtu. ritual ini ditujukkan sebagai rasa penghormatan kepada leluhur.
Cebor opat puluh
Ritual adat yang sangat unik yang dilakukan oleh masyarakat kampung adat dukuh maupun orang luar yaitu mandi dengan empat puluh kali siraman dengan air dari pancuran dan dicampur dengan air khusus yang telah diberi doa-doa yang dilakukan di jamban. ritual ini ditujukan untuk membersihkan diri sebelum melakukan kegiatan jaroh.
Moros
Kebiasaan unik masyarakat kampung adat dukuh yaitu dengan memberikan hasil-hasil bumi/pertanian mereka kepada aparat pemerintah seperi lurah dan camat. kegiatan ini dilakukan sebagai rasa penghormatan masyarakat kampung adat dukuh kepada aparat pemerintahan.
Manuja
Ritual adat yang biasa dilakukan masyarakat kampung dukuh yaitu menyerahkan bahan makanan dari hasil bumi kepada kuncen untuk di berkahi. Ritual ini biasa dilakukan pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Ritual ini bertujuan untuk perayaan dan rasa syukur masyarakat kampung adat dukuh.
Tilu Waktos
Sebuah kegiatan adat atau Ritual budaya yang biasa dilakukan oleh kuncen kampung adat dukuh yaitu dengan membawa makanan kedalem bumi alit atau bumi lebet untuk tawasul. Kuncen membawa sebagian makanan ke bumi alit lalu berdoa. Ritual ini biasa dilakukan pada tanggal 1 syawal, 10 rayagung, 12 maulud dan 10 muharram. ritual ini ditujukan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat kampung dukuh kepada Allah SWT karena telah diberikan rezeki yang berlimpah.
Nyanggakeun
Nyanggakeun ritual kebudayaan yang unik yang dilakukan masyarakat kampung adat dukuh yaitu dengan menyerahkan sebagian hasil pertanian kepada sang kuncen untuk diberkahi. Masyarakat kampung adat dukuh tidak boleh memakan hasil panennya sebelum melakukan ritual nyanggakeun ini. Ritual ini ditujukan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen pertanian mereka.
Ngahaturan Tuang
Sebuah ritual budaya yang dilakukan masyarakat kampung adat dukuh atau pengunjung yang berasal dari luarkampung adat dukuh yang memiliki keinginan-keinginan tertentu seperti perkawinan, jodoh, masalah rumah tangga, kelancaran dalam usaha yaitu dengan memberikan makanan seperti garam, ayam, kelapa, telur ayam, kambing, atau yang sesuai kemampuan orang tersebut. upaca adat ini semacam seserahan.