Festival Karawitan. Pesinden dan para pemain karawitan tampil dalam Festival Karawitan dan Sinden Idol di Semarang, Jateng, Selasa (16/9). Festival yang diikuti 36 kelompok karawitan dari berbagai daerah di Jateng dan DIY itu dalam rangka memperingati HUT ke-69 TNI dan HUT ke-64 Kodam IV/Diponegoro. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Kompetisi pesinden berjuluk "Sinden Idol" kembali digelar Universitas Negeri Semarang untuk mempertahankan dan memacu regenerasi pesinden di tengah persaingan seni budaya global.
"Sinden Idol ini memang dikonsep even dua tahunan," kata Sekretaris Panitia "Sinden Idol" Suseno di sela "Malam Final Sinden Idol" di Gedung Ghradika Bhakti Praja Semarang, Kamis (11/12) malam.
Menurut dia, ajang kompetisi "Sinden Idol" memang digelar untuk meningkatkan pamor pesinden yang selama ini mungkin kurang begitu dikenal dibandingkan profesi-profesi seni lainnya, seperti dalang.
Bahkan, kata dia, selama ini pesinden acapkali dianggap sebagai pelengkap dalam pergelaran kesenian, padahal peran sinden begitu penting dan tidak semua orang bisa menjadi pesinden yang andal.
"Sekarang ini kan anak-anak muda kurang tertarik belajar sinden. Makanya, kami ingin memacu semangat belajar sinden. Tidak gampang jadi pesinden, harus menguasai cengkok suara, dan sebagainya," katanya.
Ia menyebutkan peserta "Sinden Idol" semula berjumlah sekitar 50 orang, namun setelah tersaring dalam beberapa tahapan tinggal menyisakan 10 peserta yang terbagi dua kategori, yakni remaja dan dewasa.
"Sepuluh peserta ini dibagi masing-masing lima orang untuk setiap kategori. Namun, satu peserta untuk kategori remaja berhalangan hadir sehingga yang bersangkutan dinyatakan mengundurkan diri," katanya.
Para peserta kompetisi sinden itu berasal dari berbagai kalangan, mulai kalangan pelajar, mahasiswa, hingga umum dan dari berbagai daerah di Jawa Tengah karena pembagian kategori didasarkan rentang usia. Untuk kategori remaja, kata Suseno, batas usianya antara 13-22 tahun, sementara kategori dewasa antara 23-35 tahun, serta tidak ada persyaratan khusus lain, seperti berkuliah atau bersekolah.
"Ya, memang tidak kami persyaratkan harus kuliah, dan sebagainya. Syaratnya, ya, hanya memenuhi kriteria umur itu, apa masuk kategori dewasa atau remaja. Terbukti, banyak kalangan yang ikut," tukasnya.
Sementara, Pembantu Rektor II Unnes Wahyono mendukung penuh kegiatan hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jateng dengan kampus berjuluk "Universitas Konservasi" itu sebagai bentuk pelestarian budaya.
"Kami akan rutin menggelar even ini (Sinden Idol, red.) dan dijadikan sebagai andalan program konservasi budaya Unnes," katanya, mewakili Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman yang berhalangan hadir.
Pada "Malam Final Sinden Idol 2" itu, juara pertama kategori remaja diraih Suci Ofita Dewi (21), mahasiswi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, sementara kategori dewasa diraih Dhesi Purnawai (24).
Para pemenang kompetisi itu, masing-masing mendapatkan uang senilai Rp20 juta untuk juara pertama, kemudian Rp15 juta untuk juara kedua, dan juara ketiga mendapatkan hadiah uang senilai Rp10 juta.
Sumber: AntaraNews