Batik Madura merupakan kerajinan yang bernilai seni tinggi. Corak atau motif batik madura tak lepas dari pengaruh budaya asing seperti Cina. Warna cerah merupakan salah satu campur tangan dari orang-orang Tionghoa.
Motif batik akar kayu Sekarang ini, banyak dijumpai batik Madura yang memiliki motif kontemporer dan corak serta warna yang beragam. Batik Madura sangat kaya motif. Aneka flora dan fauna diabadikan dalam selembar kain batik. Motif lain dari batik madura diantaranya adalah kipas, kapal, rumput laut, dan belah ketupat.
Batik Tulis ini proses pembuatannya bisa dikatakan lebih simple dan cepat (tergantung motif sih). Berawal dari proses molani yaitu desain batik awal, hingga melukis dengan canting tulis dan malam, sampai proses ngelorot, yaitu mengubah warna dengan rebusan. Proses pembuatan untuk sehelai kain memakan waktu beberapa hari, tergantung motif dan tingkat kehalusannya.
Motif flora pada batik madura
(sumber gambar: https://www.kainbatikmadura.com)
Pewarnaan pada batik ini dulunya dilakukan dengan pewarna alami biasanya menggunakan pohon nila, kulit jengkol, getah gambir, kulit bawang, kulit mahoni, jerami, kulit rambutan, dll. Namun saat ini demi memenuhi permintaan pasar dengan harga yang rendah, perajin beralih menggunaan pewarna sintetis yang lebih mudah dan murah.
Pemilihan motif yang sederhana dan tidak banyak detail menjadikan batik akar kayu ini cepat dan mudah dikerjakan. Motif yang dipilih kebanyakan flora yang terkesan besar-besar dan tegas. Agar batikan terkesan penuh makanya dikombinasikan dengan motif akar kayu... Pemikiran dan siasat yang baguss ya :)
Motif Serat Kayu
(sumbergambar: https://batik-tulis.net)
Batik akar kayu ini biasanya memiliki tiga warna (misal: putih, kuning dan violet) sampai empat warna. Warna-warna yang dipilih adalah warna yang cerah. Dalam sehelai kain batik biasanya memiliki warna yang kontras antara warna motif dan warna latar. Proses pewarnaan motif biasanya dicolet dan untuk latar baru dicelup. Untuk proses pewarnaan terakhir baru menggunakan kayu yang sudah dilumuri pewarna.
Berikut adalah proses pembuatan batik akar kayu:
- Pertama kain Mori putih yang hendak digunakan akan direndam dalam air bercampur minyak dempel (istilah orang setempat) dan abu sisa pembakaran kayu dari tungku. Namun untuk menghemat waktu dan biaya, biasanya hanya direndam dengan TRO atau air sabun. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kanji yang melekat pada kain bawaan dari pabrik.
- Kain dicuci lalu dikeringkan.
- Memola kain sesuai dengan motif yang dikehendaki. Motif biasanya simpel dan sederhana tanpa detail yang rumit.
- Proses membatik (mengklowong dan memberi isen-isen). Pewarnaan dengan teknik colet. Teknik coletan dipilih karena menghemat waktu, tenaga dan tentunya biaya.
- Pewarna biasanya menggunakan napthol, indigosol, remasol, dan warna sintetislainnya.
- Proses menembok, menutup motif yang sudah diwarna colet.
- Pewarnaan dengan teknik celup untuk mewarnai latar batik, biasanya dipilih warna-warna kontras dengan warna motif.
- Untuk memberi motif serat kayu, kain digulung dengan menggunakan kayu yang memiliki permukaan yang tidak rata atau berserat. Sebelumnya kayu tersebut di masukkan bak warna atau dilumuri warna sampai rata seluruh permukaannya. Lalu kain digulung pada kayu tersebut, proses ini bisa dikerjakan beberapa kali. Warna yang digunakan biasanya sama dengan warna motif atau warna lain yang tentunya berbeda dengan warna latar. Biar terlihat motif akar kayunya. Selanjutnya kain dilepas dari kayu tersebut. Pada kain akan terlihat efek-efek seperti serat kayu, atau seperti retakan lilin saat diberi warna. Dalam hal ini masyarakat Madura kreatif banget, efek yang ditimbulkan sama persis dengan retakan malam tanpa menggunakan malam batik. Bisa hemat biaya dong...hehehhe.... Dan hasil batiknya juga unik banget dan tentunya tetap full colour
- Melorod, proses ini merupakan usaha untuk menghilangkan malam yang melekat pada kain, yaitu dengan memasukan kain ke dalam air mendidih.
- Terakhir, adalah menjemur di tengah terik sinar matahari.
Batik Madura
Sumber: Fitinline