Rumah Adat Lamin (https://www.kidnesia.com)
Kalimantan Timur adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia,tepatnya di pulau Kalimantan. Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia dengan luas wilayah 245.237,80 km2, dan berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Negara bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.
Suku asli Kalimantan terdiri dari suku Dayak dan suku Melayu (Halok) serta suku pendatang seperti suku Jawa, Bugis, Mandar, Bajau, dan suku Tionghoa.
1. Rumah Adat Lamin
(https://yonwahyudi.blogspot.com)
Rumah Lamin merupakan rumah adat dayak, khususnya yang berada di Kalimantan Timur. Kata ’Rumah Lamin’ memiliki arti rumah panjang kita semua, di mana rumah ini digunakan untuk beberapa keluarga yang tergabung dalam satu keluarga besar. Ciri dari rumah ini berbentuk panggung dengan ketinggian kolong sampai 3 meter.
Bahan utama bangunan rumah adat Lamin adalah kayu ulin atau banyak orang yang menyebutnya sebagai kayu besi. Disebut kayu besi karena memang jenis kayu tersebut adalah kayu yang sangat kuat. Bahkan banyak orang mengatakan jika kayu ulin terkena air maka justru tingkat kekuatannya akan semakin keras. Mungkin hal inilah yang membuat banyak orang yang membangun rumah di atas dataran rawa atau pinggiran sungai namun tahan lama umur bangunannya. Selain bangunan, totem-totem yang ada di bagian depan Lamin juga terbuat dari bahan kayu ulin. Menurut saya pribadi, bangunan yang terbuat dari bahan kayu ulin memiliki kesan mewah karena warna hitam khasnya. Hanya saja menurut penduduk sekitar saat ini agak sulit untuk mencari pohon ulin karena ada alih konversi lahan serta perambahan hutan-hutan.
Denahnya berbentuk segi empat memanjang dengan atap pelana. Bagian gevel diberi teritis dengan kemiringan curam. Tiang-tiang rumah terdiri dari dua bagian, bagian pertama menyangga rumah dari bawah sampai atap, bagian kedua merupakan tiang kecil yang mendukung balok-balok lantai panggung. Baik tiang utama maupun pendukung yang berada di bagian kolong terkadang diukir dengan bentuk patung-patung untuk mengusir gangguan roh jahat.
Ukuran rumah lamin dapat memiliki lebar 25 meter, sedang panjangnya sampai 200 meter. Karena panjangnya dapat terdapat beberapa pintu masuk yang dihubungkan oleh beberapa tangga pula. Pintu masuk rumah berada pada sisi yang memanjang.Ruang dalam rumah lamin terbagi menjadi dua bagian memanjang di sisi depan dan belakang. Sisi depan merupakan ruangan terbuka untuk menerima tamu, upacara adat dan tempat berkumpul keluarga. Bagian belakangnya terbagi menjadi kamar-kamar luas, di mana satu kamar dapat dihuni oleh 5 keluarga.
Rumah lamin dihias dengan ornamentasi dan dekorasi yang memilik makna filosofis khas adat dayak. Ornamentasi yang khusus dari rumah lamin milik bangsawan adalah hiasan atap yang memiliki dimensi sampai 4 meter dan terletak di bubungan. Warna-wara yang digunakan untuk rumah lamin juga memiliki makna tersendiri, warna kuning melambangkan kewibawaan, warna merah melambangkan keberanian, warna biru melambangkan loyalitas dan warna putih melambangkan kebersihan jiwa. Pada halaman depan juga terdapat tonggak-tonggak kayu yang diukir berbentuk patung. Tiang patung kayu yang terbesar dan tertinggi berada di tengah-tengah, bernama ’sambang lawing’ yang dipergunakan untuk mengikat binatang korban yang digunakan dalam upacara adat.
2. Rumah Adat Bulungan
Rumah Adat Bulungan (https://anisa-arsitekturnusantara.blogspot.com)
(https://anisa-arsitekturnusantara.blogspot.com)
Rumah adat Bulungan terletak di wilayah Kalimantan timur tepatnya di kota tanjung selor, secara gaya arsitektur rumah adat bulungan lebih condong ke gaya arsitektur kolonial yang disesuaikan dengan iklim tropis di indonesia, rumah adat khas bulungan sejatinya hanya digunakan untuk pertemuan penting di masa kesultanan bulungan, arsitektur rumah adat bulungan itu sendiri terpengaruh karna akibat adanya kegiatan perdagangan hindia belanda di bulungan pada massa itu, kegiatan ini mempengaruhi kegiatan masyarakat bulungan khususnya di bidang arsitektural yang sudah disesuaikan dengan iklim setempat contoh nya, munculnya bentukan dormer pada bagian atap, bentuk bangunan yang megah dan simetris dan terdapat motif bunga serta pengolahan landscaping yang formal.
(https://anisa-arsitekturnusantara.blogspot.com)
(https://anisa-arsitekturnusantara.blogspot.com)
Untuk karakteristik bangunan bulungan, bangunan dayak islam melayu dan belanda pernah mempengaruhi gaya bangunan di bulungan sesuai jaman dan bentuk social yang dilakukan pada jaman itu yang akhirnya di aplikasikan pada bentuk rumah adat khas bulungan, pada muka bangunan terdapat tiga atap limas an segitiga, pada bagian belakang sisi kanan dan kiri bangunan memiliki gaya atap dengan sentuhan gevel khas arsitektur belanda yang terkenal pada tahun 1800-an yaitu the empire style yang berkesan megah dengan kolom kolom yang berjajar pada teras rumah. Untuk mewaikili budaya dayak dapat dilihat pada bentuk rumah tanduk yang merupakan rumah adat suku bulungan.
Sumber bacaan:
1. Kotaseni
Informasi lebih lanjut hubungi
Peta TMII (https://id.wikipedia.org)
Paviliun Provinsi Kalimantan Timur
Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur
Telp : (62) 21 8779 2078