KI Enjum pimpinan Lingkung Seni Reak Bah N’zoem di Kampung Jati RT 04 RW 06, Desa Pasir Biru, Kec. Cibiru, Kota Bandung, berupaya melepaskan diri dari cengraman mulut berokan hingga aksinya mengundang rasa takut anak-anak dan kaum wanita.*
BANDUNG, (PRLM).- Kesenian tradisional akan bertahan dilingkunganya ditengah gerusan arus modernisasi karena mendapat dukungan dari masyarakatnya. Kesenian tradisional reak di Desa Pasir Biru, Kecamatan Cibiru Kota Bandung salah satunya yang hingga kini masih banyak ditemukan dan bertahan ditengah gempuran kesenian pop atau kesenian modern.
Hal yang sangat menarik dari kesenian tradisional reak di Desa Pasir Biru, Kecamatan Cibiru Kota Bandung, adalah dari kemasannya.
Selain lagu yang dimainkan mulai mengikuti keinginan dari warga yang nanggap, kreasi dan kemasan tarian ataupun atraksi berokan ataupun kukudaan dibuat sedramatis mungkin. Seperti yang dilakukan Ki Enjum masuk dalam mulut berokan ataupun berkelahi dengan penari kukudaan yang tengah mengalami trace (kerasukan).
Tidak kalah menariknya adalah kemampuan juru tembang yang mampu menyanyikan lagu-lagu yang diminta ataupun lagu untuk mengiringi penari. “Untuk bertahan dan mempertahankan kesenian warisan kakek dan orang tua, saya akan melakukan apapun dan selama masih mampu akan terus dijalani,” ujar Ki Enjum.
Sumber: Pikiran Rakyat