Masjid Azizi (https://anthonynh.blogspot.com)
Merupakan masjid istana yang terletak di Jalan Raya Lintas Sumatera atau tepatnya di jalan Masjid, Kelurahan Tanjung Pura, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Masjid Azizi berdiri di atas tanah seluas 18.000 meter persegi.
Masjid tersebut berjarak sekitar 200 meter dari istana Sultan Langkat, yakni Istana Kota Baru dan Istana Darul Aman. Letaknya pun hanya sekitar 50 meter dari Madrasah Maslurah dan Madrasah Aziziah yang merupakan sekolah dan perguruan tinggi jamaah Mahmudiyah Litholabil Khairiyah.
Pada awalnya, pembangunan Masjid Azizi dilaksanakan atas saran Syekh Abdul Wahab Babussalam pada masa pemerintahan Sultan Langkat Haji Musa, yakni pada tahun 1899. Akan tetapi, Haji Musa meninggal pada saat masjid masih dalam proses pembangunan. Sehingga pembangunan masjid dilanjutkan oleh puteranya, Sultan Abdul Azizi Abdul Jalil Rahmad Syah. Oleh karena itu, nama ‘Azizi’ berasal dari nama putera Sultan Haji Musa yang menyelesaikan pembangunan masjid pada tahun 1902.
Arsitektur
Rancangan masjid ditangani oleh seorang arsitek berkebangsaan Jerman, para pekerjanya banyak dari etnis Tionghoa dan masyarakat Langkat sendiri. Sedangkan bahan bangunan didatangkan dari Penang Malaysia dan Singapura dengan menggunakan kapal ke Tanjungpura. Pada masa itu sungai Batang Serangan masih berfungsi baik dan kapal-kapal dengan tonase 600 ton dapat melayarinya. Didirikan hanya dalam 18 bulan dan menelan biaya 200.000 ringgit, masjid ini memadukan corak arsitektur Tiongkok, Persia, Timur Tengah, dan tentu saja Melayu sendiri. Menara yang menjulang di halamannya serta ukiran pada pintu-pintunya bernuansa arsitektur Tiongkok.
Masjid terlihat mencolok dengan kombinasi warna kuning cerah pada bagian tubuh bangunan dan warna hitam yang melapisi kubah masjid. Elemen hias bergaya Melayu Deli tampak tersebar di beberapa titik dalam bentuk ukiran yang menyatu dengan bangunan.
Pagar
Masjid Azizi memiliki dua pagar di halamannya. Pertama, pagar terluar terbuat dari besi setinggi kurang lebih satu meter yang mengelilingi semua halaman, termasuk menara dan bangunan masjid. Pada pagar ini terdapat dua pintu di sisi utara untuk menuju masjid yang menghadap ke sisi timur. Kedua, pagar bagian dalam yang terbuat dari tembok mengelilingi halaman bangunan masjid dan makam sultan serta keluarganya. Sedangkan makam lain berada di luar pagar dalam, seperti makam Pahlawan Nasional, T. Amir Hamzah. Semua makam tersebut berada di sisi barat masjid.
Bangunan
Bangunan masjid sendiri terdiri dari dua bagian, yakni serambi dan ruang shalat.
Serambi
Pada sisi timur, utara, dan selatan masjid terdapat bagian yang menjorok keluar seperti penampil yang merupakan bagian dari serambi. Serambi masjid berdenah persegi panjang dengan dua buah tiang di sisi luarnya. Tiang tersebut menjulang sampai ke atap tingkat kedua, dimana bagian atas tiang berbentuk kuncup bunga. Serambi masjid merupakan ruangan terbuka yang dikelilingi pagar tiang bulat. Bagian atasnya dihiasi bentuk lengkungan yang saling berhubungan, dihiasi kaligrafi, geometris, dan floraris. Atap serambi sisi barat memiliki tujuh kubah sedangkan sisi lainnya masing-masing terdapat dua kubah. Selain itu, masing-masing penampil juga memiliki satu kubah, dimana kubah atap penampil lebih besar daripada kubah lainnya dengan bentuk segi delapan.
Kubah dan Menara
Di dalam pagar terluar, tepatnya sisi timur laut masjid, terdapat menara yang memiliki bagian kaki, badan, dan atap. Kaki menara bebentuk persegi, memiliki satu pintu di bagian bawah dan bagian atas dihiasi sebuah jendela di setiap sisinya. Adapun bagian badan terbagi lagi ke dalam tiga bagian. Bagian pertama berbentuk segi delapan dan memiliki pagar di bagian atasnya. Bagian kedua juga berbentuk segi delapan dan memiliki delapan buah jendela dengan lengkungan di bagian atasnya. Bagian ketiga juga memiliki bentuk yang sama dan berpagar di bagian atas. Terakhir, atap menara berbentuk kubah dengan hiasan bulan di puncaknya.
Pintu
Pintu masuk Masjid Azizi (https://visitlangkat.wordpress.com)
Setiap sisi utara, timur, dan selatan memiliki tiga pintu dengan dua buah daun pintu di masing-masing pintunya serta empat jendela dengan kaca berwarna di bagian atas lengkungan. Sedangkan sisi barat, karena terdapat mihrab di bagian tengah, hanya memiliki dua pintu. Pintu ini dihiasi hiasan geometris dan di bagian atas dihiasi dengan jendela kecil lengkung yang terbuat dari kaca berwarna.
Pilar
Masjid juga tampak semarak dengan banyaknya pilar. Di bagian dalam masjid yang berfungsi sebagai ruang utama shalat terdapat 34 pilar, sedangkan di teras masjid 94 pilar.
Ruang utama
Serambi dan ruang utama masjid dipisahkan oleh dinding tembok yang dihiasi kaligrafi ayat al-Qur’an, geometris dan floraris di bagian luarnya. Sedangkan dinding bagian dalam memiliki hiasan lebih banyak daripada dinding luar, dimana bawahnya dilapisi marmer dan bagian atasnya dihiasi kaligrafi ayat al-Qur’an, geometris dan floraris. Dinding ruang utama menopang atap tingkat dua dan tiga. Lantai ruang utama terbuat dari marmer yang semula berbahan keramik. Sisanya masih dapat dilihat di bagian tengah ruang utama.
Di dalam ruang utama juga terdapat dinding penyekat berdenah segi delapan yang penuh dengan hiasan kaligrafi, geometris, dan floraris berwarna. Fungsi dinding ini adalah sebagai penyangga atap kubah bagian tengah. Di setiap sudut dinding penyekat terdapat pintu yang tidak memiliki daun pintu.
Mihrab dan Mimbar
Selain dinding penyekat, di sisi barat ruang utama terdapat mihrab dan mimbar. Mihrab terbuat dari marmer, menjorok keluar, dan di sisi kiri-kanannya berdiri sebuah tiang besi. Kedua tiang ini dihubungkan dengan hiasan melengkung ke atas hingga ke atap mihrab.
Adapun mimbar terbuat dari kayu dengan denah persegi panjang. Di dukung oleh dua tiang di bagian depan, tengah, dan belakang. Dinding kiri, kanan, dan belakang mimbar diukir dengan hiasan bunga-bungaan, daun-daunan, sulur-suluran, serta bulatan. Pintu masuk mimbar berada di sisi timur, berdaun dua, dan berukir. Mimbar juga memiliki tangga, atap berbentuk persegi, dan puncaknya meruncing.
Adapun dinding bagian dalam dan luar masjid dihiasi kaligrafi ayat-ayat Al- Qur’an, hiasan geometris, dan motif flora.
Pemugaran
Adapun pemugaran masjid dilakukan pada tahun 1978/1979-1980/1981 oleh Proyek Pembinaan dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sumatera Utara. Kemudian tahun 1990/1991 dilakukan pemugaran kedua oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara.
Replika
Arsitektur Masjid Azizi ini mengilhami arsitektur Masjid Zahir di Kedah, Malaysia yang didirikan oleh Yang Teramat Mulia Tuanku Mahmud Ibni Al-Marhum Sultan Ahmad Tajuddin Mukarram Shah.