Masjid Lama Gang Bengkok terletak di Jalan Mesjid, Kelurahan Kesawan, Medan Kota. Lokasi ini masih di seputaran pusat bisnis Kota Medan di masa lalu, yaitu kawasan Kesawan (saat ini Jalan Ahmad Yani).
Mungkin anda bingung kenapa nama masjidnya seperti itu, tidak ada kesan nama-nama arab, seperti masjid lainnya. Dinamakan Masjid Lama Gang Bengkok karena, dulu di depan masjid ini ada sebuah gang yang memang bengkok bentuknya.
Masjid Lama Gang Bengkok diperkirakan berdiri pada tahun 1874, dibangun di atas tanah wakaf dari Haji Muhammad Ali yang lebih dikenal dengan nama Datuk Kesawan dan seluruh biaya pembangunannya di tanggung oleh Tjong A Fie (1860-1921) seorang saudagar Thionghoa dari daratan China yang kemudian hijrah ke Kota Medan di awal abad ke 19.
Arsitektur
Arsitektural masjid tua satu ini memang lebih mirip sebuah kelenteng dibandingkan sebuah masjid, tak mengherankan, karena Tjong A Fie yang membangunnya adalah tokoh kota medan dari etnis Thionghoa. Tak salah bila disebut masjid Lama Gang Bengkok ini sebagai monumen pembauran Melayu dan Thionghoa di Kota Medan. Meski bentuk Kelenteng begitu mendominasi, namun sentuhan melayu dan Islam menjadi pembeda mutlak bangunan ini dengan Kelenteng.
Mimbar bernuansa Timur Tengah (https://backpacksejarah.blogspot.com)
Gaya arsitektur Cina paling menonjol pada atap masjid yang semakin melebar ke bawah dan melengkung di tiap sisinya. Sementara itu, budaya Timur Tengah terwakili dari gapura dan mimbar yang ada di dalam masjid.
Gapura Masjid bernuansa Timur Tengah (https://backpacksejarah.blogspot.com)
Seni bina Melayu tampak jelas pada plafon mesjid yang terdapat umbai-umbai yaitu semacam hiasan yang disebut "lebah bergantung". Ukiran ini terbuat dari kayu, berbentuk semacam tirai berwarna kuning, warna khas Melayu.
Kubah nasjid dalam (https://backpacksejarah.blogspot.com)
Masjid lama Gang Bengkok hanya mengalami renovasi sedikit pada bagian pintu, dinding dan atap yang sudah rapuh. 75 % dari bangunan ini masih asli, termasuk ruang utama masjid seluas 18x18 meter dan 4 penyangganya yang berdiameter 2,1 centimeter dengan tinggi 2,2 meter.
Empat tiang penyangga tersebut serupa dengan tiang penyanggah yang ada rumah Tjong A Fie di jalan Ahmad Yani Kota Medan. Konong, tukang yang membangun masjid inipun adalah tukang yang sama yang membangun rumah Tjong A Fie. Di masjid ini masih disimpan benda-benda bersejarah hingga sekarang.
Aktivitas pengajian rutin diselenggarakan di Masjid Lama Gang Bengkok. Masjid berdaya tampung hingga 2000 jemaah ini juga memiliki perpustakaan masjid yang dibuka untuk umum dengan koleksi buku sebanyak 500 judul buku pengetahuan umum dan agama. Selama bulan suci Ramadhan masjid ini penuh sesak oleh jamaah yang kebanyakan merupakan jemaah dari luar Kesawan. Aktivitas rutin yang diselenggarakan adalah antara lain adalah pengajian yang dilakukan setiap hari setelah sholat Zhuhur yaitu Tafsir Al-Quran dan hadist beberapa orang ulama. Satu hal yang juga dilakukan selama bulan Ramadhan adalah dengan menyediakan hidangan buka puasa bubur pedas khas Melayu seperti yang disediakan di Masjid Raya Al Mashun.