Indonesia Fashion Forward (IFF) adalah program pengembangan kapasitas desainer Indonesia terpilih, yang bertujuan untuk mempersiapkan desainer dan label untuk menembus pasar global sekaligus memperkuat pasar di Indonesia. Program ini digagas oleh Jakarta Fashion Week, bekerja sama dengan British Council dan Kementrian Pariwisata dengan mentor langsung dari CFE (Center for Fashion Enterprise). IFF yang kini sudah memasuki tahun ketiga merupakan program unggulan yang ditampilkan pada setiap Jakarta Fashion Week.
Dari puluhan desainer yang sudah mengikuti program ini, terdapat 5 desainer dan label busana muslim yang kini masuk dalam kategori Modest Ready to Wear (ada 5 kategori dalam IFF, yaitu Luxe RTW, Premium RTW, Quirky RTW, Modest RTW, dan Aksesoris). Dari kelimanya, 4 desainer mendapat kesempatan untuk memperagakan koleksi terbarunya di hari pertama JFW 2015, yaitu Restu Anggraini, Dian Pelangi, Norma Hauri dan NurZahra.
Restu Anggraini
Seolah bermetamorfosis, Restu Anggraini yang semula memiliki label dengan namanya sendiri, menampilkan koleksi yang bernuansa baru dan berbeda dengan koleksi-koleksi sebelumnya. Restu biasanya dikenal dengan rancangannya yang edgy dan bergaya streetwear. Kini, Restu menggarap pasar yang seolah belum tersentuh banyak tangan desainer: muslim workwear. Tidak tanggung-tanggung, Restu mengemas koleksi pakaian kerjanya dengan sentuhan yang sangat berbeda, serba putih dengan garis struktur yang kuat, dengan material yang prima. Yang juga mendapat perhatian adalah kreasi anyaman kotak-kotak monokrom yang diaplikasikan menjadi top, outer, dan detail lain.
Dian Pelangi
Dian masih menampilkan koleksi yang baru saja dirilisnya di Washington dan New York, dengan koleksi yang diberi nama Miss Palembang in New York (klik this post to see her collection). Rancangan ini sangat ekspresif, menampilkan kecintaan dan kesetiaannya pada kain tradisional, terutama kain songket Palembang. Dipadukan dengan kain velvet yang megah, koleksinya kali ini dianggap terlalu berat, apalagi bagi hijabers muda yang serba praktis dan dinamis. Anyway, konsistensinya dalam mengeksplor kecantikan budaya tradisional patut diacungi jempol. And we love these rich and classic accessories she picks to complement the looks.
Norma Hauri
IFF memilih Norma Hauri karena memiliki segmen dan karakter yang berbeda dengan desainer lain, yaitu muslim couture. Norma yang biasa membuat busana pengantin muslim ini, kali ini menampilkan koleksi yang diberi nama Regalia. Deretan busana pesta dan pengantin muslim dengan look dan cutting yang tidak biasa, dalam warna-warna merah, beige, dan tone down gold. Norma menggunakan material yang cenderung tebal dan, sehingga menampilkan dress dengan struktur yang kuat. Taburan sequins yang ekspresif menambah aura kemewahan koleksi ini.
NurZahra
Sejak keikutsertaannya pada Tokyo Fashion Week tahun ini, NurZahra mendapat banyak perhatian dan lebih membuka mata insan fashion dunia pada rancang baju muslim, atau modest wear yang serba tertutup dan longgar. Desain NurZahra yang mengeksplor batik dengan teknik shibori dan warna monokrom indigo yang kuat (yang merupakan kekuatan dan karakter rancangan NurZahra) dianggap sangat sesuai dengan selera konsumen internasional, terutama Jepang yang sangat menghargai kualitas. Desain NurZahra juga menginspirasi banyak orang untuk berbusana modest, bersahaja, dan serba tertutup.
Di JFW 2015 ini, Windri Widiesta Dhari, kreator NurZahra menampilkan koleksi ‘Hanging Garden.‘ Masih senada dengan koleksi sebelumnya, kali ini kita disuguhi beberapa pattern shibori yang baru, yang terinspirasi dari keindahan Taman Babylonia kuno. Kali ini dengan gaya hijab yang sederhana, mengikuti penggunaan gaya scarf tradisional Babushka yang banyak dipakai oleh wanita Polandia dan Rusia untuk menutup kepala.
Sumber: Femaledaily