Kain tenun banyak sekali dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari. Digunakan sebagai busana, ikat kepala, sarung, mahar pernikahan, keperluan upacara adat, dan lain sebagainya. Jika di Jawa memanfaatkan kain batik sebagai penutup jenazah (baca: Kain Batik Penutup Jenazah), di beberapa daerah lainnya di Indonesia ada yang memanfaatkan kain tenun sebagai penutup jenazah.
Daerah Sulawesi Selatan terdapat beberapa kain tenun yang digunakan sebagai kain penutup jenazah. Kain Tenun Rundung Lolo, berbahan dasar kapas dan ditenun secara tradisional, dari Kabupaten Luwu. Corak ragam hias berupa garis-garis sejajar dengan pucuk rebung atau gunung berjejer. Berwarna hitam, biru, dan cokelat kehitaman. Kain Tenun Gambara, tenun jenis ini berbahan dasar benang katun dan dibuat secara tradisional, berasal dari Bulukumba. Bercorak ragam hias teknik ikat pakan dan lungsi berupa geometris yang dipadukan dengan bunga-bunga. Pada bagian kepala kain, dihias dengan pucuk rebung berhadap-hadapan warna merah hati, kuning, putih, jingga, dan hitam. Kain ini biasanya digunakan untuk penutup jenazah. Kain Tenunan Rongkong, berbahan kapas, ragam hias belah ketupat, tumpal (pucuk rebung) dan burung, digunakan sebagai penutup mayat. Kain Tenun Toraja, berbahan dasar benang katun dan dibuat secara tradisional. Bercorak ragam hias teknik ikat berupa kepala kerbau dan belah ketupat. Warna cokelat, hitam, biru, dan krem. Kain ini biasa digunakan untuk penutup jenazah oleh masyarakat Tana Toraja.
Kain Tenun Toraja
Sumber: https://antikdanseni.blogspot.com
Daerah Sumba Timur, umumnya jenazah disimpan sampai beberapa bulan dan tak boleh diintip, begitu menurut adat kepercayaan Marapu di Sumba. Jenazah ditutup dengan kain sumba organik, sehingga jenazah akan tahan lama dan tidak membusuk.
Kain Tenun Sumba Timur
Sumber: https://www.flickr.com
Kain tenun ikat dengan motif patola mempunyai nilai tinggi. Oleh karena itu, daerah-daerah tenun di wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki motif-motif patola yang diperuntukkan khusus bagi kalangan raja-raja, pejabat, dan tokoh adat yang jumlahnya terbatas. Selain itu kain patola dari Lio yang panjangnya sampai empat meter, yang disebut katipa, digunakan sebagai penutup jenazah. Di Flores, terdapat jenis selimut atau selendang berbahan kain tenun yang digunakan sebagai penutup jenazah.
Kain Katipa
Sumber: https://aldyttc.blogspot.com
Di Batak, terdapat kain khas yaitu ulos, ulos tak hanya sebatas hasil kerajinan seni budaya saja, kain ulos pun sarat dengan arti dan makna. Oleh karena itu, kain tenun ulos selalu digunakan dalam setiap upacara, kegiatan dan berbagai acara dalam adat Suku Batak. Misalnya, untuk perkawinan, kelahiran anak, punya rumah baru, sampai acara kematian. Salah satu ulos dengan nama Ulos Ragihotang, ulos ini memilki arti dan keistimewaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Ulos ini pun sering dipakai dalam upacara adat kematian sebagai pembungkus atau penutup jenazah yang akan dikebumikan. Ulos jenis ini mengartikan bahwa pekerjaan seseorang di dunia ini telah selesai.
Kain Ulos Ragihotang
Sumber: https://www.kidnesia.com
Sumber: biliatersitungkir.blogspot.com
Kain tenun merupakan salah satu warisan leluhur yang harus dilestarikan keberadaannya. Berbagai macam tenun yang ada, semakin memperkaya keberagaman hasil budaya Indonesia. Dengan perkembangan mode yang semakin modern, kini banyak busana berbahan kain tenun yang dibuat. Pilihhlah tenun yang memiliki makna dan filosofi yang baik, jangan sampai salah dalam memilih motif. Tiap motif memiliki makna yang sakral. tetap hormati penggunaan motif-motif tertentu untuk kepentingan upacara adat. Yuk, kita bangga dan turut melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia.
Semoga bermanfaat.
Sumber: Fitinline